Butuh nggak butuh

Leave a comment

September 6, 2012 by Ain Nisa

Kami sepakat bahwa kami memang butuh asisten rumah tangga alias PRT, maid, atau apalah namanya. Dan kami memang butuh yang menginap. Karena kesibukan suami ke depannya akan sering ke luar kota, saya mau ada teman di rumah untuk bantu jaga dua krucil ini. Kalau bukan satu-pegang-satu, nggak akan mereka berdua bisa tidur kalau malam.

The problem is, saya agak kapok sama ART nginep. Waktu pertama kali nempatin kontrakan juni kemaren, sudah ada juga ART yang mau nginep, pengalaman kerjanya banyak, dan usianya juga masih produktif. Masih lajang pula, yang saya asumsikan, ia nggak akan banyak pikiran soal anak, suami, dsb.

Trnyata oh ternyata, nggak semulus itu kenyataannya. Let’s just say, kami ga cocok. (kaya pacar aja)

Sejak itu, alhamdulillah saya udah nemuin yang mau kerja pulang pergi. Tapi jam 1/2 11 siang udah pulang, karena memang nggak banyak kerjaan di rumah saya! Padahal saya ngarepin ya itu, yang bisa nemenin jaga anak-anak.Padahal orangnya baik, nggak banyak bicara, sopan, kerjanya juga gesit dan cepet.

ART saya yang kedua juga PP, untuk nemenin Khansa. Nah, yang ini saya dilema ngelepasnya kalo dapet yang nginep. Dia udah cocok bener sama Khansa. Dan karena saya lebih khawatir sama yang ngasuh anak, jadi kalau ada yang nginep, mungkin dia nggak akan saya lepas. Padahal, kerjanya ya cuma ngajak khansa main aja, dari jam 12 sampe jam 5. Cuma ya memang saya akui, ngeladenin Khansa main itu nggak mudah, karena anak itu tenaganya kaya energizer bunny, ga abis abis. Dan sekian lama dia bisa sabar dan ga jutek sama Khansa, ngebuktiin dia memang bisa diandelin jaga anak.

Jadilah dari sebelum lebaran saya hunting ART kemana mana, nitip sama siapa aja yang mau dititipin.dan kemaren, tiba-tiba ada yang nawarin. Udah hepi hepi…eh, eng ing eng, ternyata usianya udah mau 50. Awalnya saya terima juga karena butuh. Tapi stelah konsultasi sama keluarga lebih lanjut, kita sepakat dia ketuaan untuk jaga Khansa. Meski kayanya memang pengalaman kerja.

Buat saya, sebagai ibu,  ART jaga anak itu penting banget. Lebih penting daripada kemampuan dia mengerjakan pekerjaan RT lainnya. sabar, dan punya pendekatan psikologis yang pas. Kadang nggak harus babysitter dengan gaji mahal, tapi mungkin ART yang biasa biasa aja. Ini memang fully cocok-cocokan.

Jadi gimana kuncinya supaya dapet yang pas? Banyak banyak berdoa supaya dikasih yang cocok untuk anak-anak. Habis kalau soal ART, nggak bisa trial kaya playgroup kan? Paling ngeliat fisiknya dulu, padahal

We cant judge a book by its cover. Kecuali bukunya udah sobek sobek sedangksn kita butuhnya buku baru

Am i rite?

Di sisi lain, saya mulai berpikir sebenernya ART yang nginep itu kurang sehat. Pertama, dia adalah orang asing dengan values yang berbeda, dan dia akan berinteraksi aktif dengananak-anak. Kalau bagus, alhamdulillah, kalau nggak, bisa jadi anak anak malah ketularan pemikiran yang aneh-aneh?

Kedua, bekerja menginap itu tekanannya tinggi. Bukan cuma dia bisa disuruh suruh 24 jam sehari (hiperbolis lg) yang bikin dia nggak punya waktu untuk dirinya sendiri dan kehidupan lain. Padahal, kalau dia pulang, dia punya kesempatan untuk mikirin pekerjaannya di tempat lain dan break tanpa di bawah pengawasan majikannya.

Bagi saya, saya merasa cukup terganggu dengan kehadiran orang asing di rumah, apalagi kalau tidak ada kamar pembantu seperti sekarang.

Jadilah saya berdilema ria antara kebutuhan dan pemikiran yang sebenarnya. IMHO, kalau anak-anak sudah besar, mungkin i prefer yang pulang pergi ajah.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: